Sunday 30 October 2011

Jalan menuju nikmat Syurga


Saudaraku yang semoga dirahmati oleh Allah, sesungguhnya orang yang tidak mengenal kemuliaan akhirat dan malas beribadah akan menganggap dunia ini sebagai negeri yang senantiasa ia tempati. Ia selalu merasa kurang terhadap apa yang dimilikinya, tidak pernah merasa cukup mengejar dunia sampai segala keinginannya terpenuhi.

Padahal, apa yang ia usahakan, berupa harta, anak, dan lain-lain, semua itu tidak akan pernah menimbulkan kepuasan pada dirinya, bahkan mampu membawa kesengsaraan baginya. Seharusnya dia menyadari bahwa sebentar lagi kematian akan menghampirinya. Adapun orang yang mendapat taufik, dia menyadari bahwa dunia dan segala keindahannya itu hanyalah tipuan belaka, sehingga dia tidak terperdaya  bahkan sebaliknya akan bergegas menuju ampunan Allah serta surga yang seluas langit dan bumi, yang dipersiapkan bagi orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.


Kenikmatan di Syurga

Saudaraku … bersegeralah menuju ampunan Rabb kalian dan surga yang seluas langit dan bumi. Di dalamnya terdapat berbagai kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, ataupun terbetik di hati seorangpun. Hal ini sebagaimana dibenarkan oleh firman Allah 'azza wa jalla yang artinya,
"Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam ni'mat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (As Sajdah : 17).
Di antara kenikmatan di surga yang Allah dan Rasul-Nya telah perkenalkan pada kita adalah :


[1]. Merasakan nikmatnya sungai susu, arak, dan madu, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman yang artinya," (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamer (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring." (Muhammad : 15). 


[2]. Mendapatkan isteri yang masih belia dan berumur sebaya, sebagaimana firman Allah yang artinya, ”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya." (An Naba' : 31-33).

[3]. Hidup kekal dengan nikmat lahir dan batin, sebagaimana Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Siapa yang masuk surga selalu merasa nikmat, tidak pernah susah, pakaiannya tidak pernah cacat, dan kepemudaannya tidak pernah sirna." (HR. Muslim).

[4]. Diberi umur muda, sebagaimana Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Ahli surga, berbadan indah tanpa bulu, matanya indah bercelak, umurnya 30 atau 33 tahun." (Shohihul Jaami'). 


[5]. Memandang wajah Allah yang mulia, sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib, bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika surga telah dimasuki oleh para penghuninya, ada yang menyeru : 'Wahai penduduk surga, sesungguhnya Alloh mempunyai suatu janji untuk kalian yang janji tersebut berada di sisi Allah, di mana Dia ingin menuaikannya.' Mereka berkata : 'Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan timbangan-timbangan kami, memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?' Beliau melanjutkan: 'Maka Allah menyingkapkan hijabnya (tabirnya), sehingga mereka melihat-Nya (wajah Allah). Demi Allah, Allah belum pernah memberikan sesuatu pun yang lebih mereka cintai dan menyejukkan pandangan mereka daripada melihat-Nya." (HR. Muslim).

Masih banyak sekali ayat dan hadits lainnya yang menerangkan tentang sifat-sifat syurga, kenikmatannya, kesenangannya, kebahagiannya, dan keelokannya. Semoga Allah menjadikan kita sebagai penghuninya.


Jalan Menuju Syurga

Jika ada yang bertanya tentang amal dan jalan menuju ke syurga, maka jawabannya telah Allah berikan secara jelas dalam wahyu yang diturunkan kepada Rasul-Nya yang mulia. Di antaranya sebagaimana yang Allah jelaskan dalam surat Al Mu'minuun ayat 1-11. Beberapa sifat-sifat penghuni surga -semoga Allah menjadikan kita sebagai penghuninya- dari ayat tersebut adalah:

Pertama, beriman kepada Allah dan perkara-perkara yang wajib diimani dengan keimanan yang mewajibkan penerimaan, ketundukan, dan kepatuhan.


Kedua, khusyu' dalam shalatnya yaitu hatinya hadir dan anggota tubuhnya tenang.

Ketiga, menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia (yang tidak mempunyai faedah dan kebaikan).


Keempat, menunaikan zakat yaitu bagian harta yang wajib dikeluarkan atau mensucikan jiwa mereka (karena salah satu makna zakat adalah bersuci) berupa perkataan dan perbuatan. 


Kelima, menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri dan budaknya. 


Keenam, memelihara amanah yang dipercayakan dan memenuhi janjinya baik kepada Allah, kepada sesama mukmin, ataupun kepada makhluk lainnya. 


Ketujuh, melaksanakan sholat pada waktunya, sesuai dengan bentuknya yang sempurna, dengan memenuhi syarat, rukun, dan kewajibannya.

Selain ayat di atas, Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam juga telah menjelaskan tentang jalan menuju syurga yaitu dengan menuntut ilmu syar'i. Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkannya dalam menempuh jalan ke syurga." (HR. Muslim).

Ya Allah, mudahkanlah kami untuk melaksanakan amalan-amalan ini dan menetapkan kami di atasnya.

Insya Allah...


Tuesday 18 October 2011

Lima Wasiat Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam

Abu Hurairah pernah mendengar Rasulullah S.A.W. berwasiat kepadanya yang bermaksud :
“Siapakah yang sudi mengambil dari diriku lima wasiat ini, lalu mengamalkannya atau mengajarkannya kepada orang yang mahu mengamalkannya?”

Abu Hurairah segera menyambut kata-kata Rasulullah ini dengan ucapan, “Saya, ya Rasulullah”

Maka baginda menjabat tangan Abu Hurairah dan menghitung lima kali seraya berkata,
yang bermaksud :




  1. Jagalah dirimu dari perbuatan yang haram nescaya engkau akan menjadi orang yang paling baik dalam beribadah.
  2. Berpuas hatilah dengan kurnia yang Allah berikan kepadamu nescaya kamu akan menjadi orang yang paling kaya.
  3. Berbuat baiklah kepada tetanggamu, nescaya kamu akan menjadi seorang mukmin sejati .
  4. Cintailah manusia sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, nescaya kamu akan menjadi muslim yang sempurna.
  5. Dan janganlah banyak bergurau kerana banyak bergurau itu akan mematikan hati.
(Hadis Riwayat Muslim)

Rasulullah S.A.W. sering memberi panduan yang berharga sedemikian rupa. Semuanya disesuaikan dengan permintaan para sahabat atau sesuai dengan kadar potensi orang yang baginda ajak berbicara.

Nasihat atau wasiat yang baginda sampaikan walaupun ringkas namun padat serta suatu yang praktikal. Apa sahaja yang baginda ungkapkan sentiasa terbukti kebenarannya dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia.

Setiap muslim dan muslimah yang baik bukan mereka yang mengasingkan diri dari masyarakat sekitarnya, sehingga mereka mewujudkan satu kelompok yang terasing. Muslim dan muslimah tidak berhak menuduh masyarakat sebagai masyarakat yang jahil sebelum mereka cuba untuk memperbaikinya.

Sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud :
“Mukmin yang bergaul di tengah-tengah masyarakat dan sabar atas gangguannya lebih baik daripada muslim yang tidak bergaul dalam masyarakat dan tidak sabar terhadap gangguan mereka.”

Oleh itu sebagaimana lima nasihat dari hadis Nabi S.A.W. di atas, memberikan arahan kepada kita untuk hidup dalam masyarakat. Nasihat ini sangat penting, berharga dan berguna ketika berinteraksi dengan masyarakat. Nasihat ini mestilah diamalkan serta disampaikan kepada saudara sesama muslim dimana jua mereka berada.

Pertama : Menjaga diri dari perbuatan yang haram.

Kunci pergaulan Islam di tengah masyarakat adalah memelihara diri dari perkara yang di haramkan Allah. Kaum muslimin boleh melakukan apa saja perkara selagimana perkara itu tidak haram atau syubhat. Perkara syubhat juga perlu dijauhi kerena ia akan menyeret kepada yang haram. Apabila perkara yang haram telah ditinggalkan, yang syubhat pun dihindari, sanggup melawan hawa nafsu serta membentengi diri dari tipu daya syaitan maka itulah jalan menuju takwa. Jalan yang akan mempertemukan kita bersama dengan orang-orang soleh yang di janjikan pelbagai bentuk kenikmatan oleh Allah S.W.T.

Kedua : Puas dan reda dengan kurnia yang dilimpahkan Allah padanya.

Wasiat kedua ini menjelaskan kepada kita bahawa hakikat ‘kaya’. Kaya bukanlah bererti melimpah ruahnya harta, memiliki rumah yang tersergam indah, perabut mewah, kenderaan hebat atau perhiasan yang dipakai oleh seseorang. Tetapi kekayaan yang hakiki terletak pada lubuk hati. Ia merupakan ketenteraman dan ketenangan jiwa kerana puas dengan segenap kurnia yang diberikan Allah S.W.T. Sehingga ia tidak memburu dan rakus terhadap harta lalu menghalalkan segala cara bagi memperolehinya.

Walaubagaimanapun apabila kita bersyukur diatas rezeki yang di kurniakan Allah, nescaya Allah akan tambah lagi rezeki kepada kita dengan berlipatkali ganda dan kekayaan yang di miliki akan membawa kita lebih hampir dengan Allah S.W.T.

Kekayaan juga bermakna apabila kita memiliki nikmat Iman dan Islam yang mampu menyelamatkan kita dari seksa neraka, tentulah ianya tak mungkin dapat dinilai dan diukur dengan nilai-nilai kebendaan.
Ketiga : Berbuat baik kepada jiran tetangga.

Rasulullah S.A.W. memerintahkan kita agar berbuat baik terhadap orang yang paling hampir rumahnya iaitu jiran. Jiran yang paling berhak mendapat perlakuan baik kita. Maka ajaran Islam mengatur masaalah rumah tangga secara terperinci termasuk kewajipan berinteraksi dengan baik terhadap jiran tetangga.

Sabda Nabi S.A.W. yang bermaksud :
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah ia memuliakan jiran tetangganya.”
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Keempat : Mencintai Orang Lain.

Prinsip dasar ajaran Islam adalah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Mencintai orang lain kerana Allah termasuk dalam tuntutan Islam. Mencintai orang lain yang dimaksudkan Rasulullah S.A.W. adalah sesama muslim sebagaimana yang disabdakan baginda dalam hadis lain yang bermaksud :
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga mencintai saudaranya sama sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Manakala terhadap orang yang bukan Islam, tidak boleh ada hubungan cinta selain daripada seruan dakwah ke jalan Allah. Sebagai pendakwah kita perlulah berlemah lembut kepada mereka bagi tujuan memperlihatkan kemuliaan akhlak Islam.

Kelima : Tidak banyak bergurau.

Keceriaan dan kegembiraan merupakan tuntutan hidup yang sihat dan bahagia. Islam menganjurkan umatnya untuk bersikap riang gembira, tidak kaku dan sentiasa bersikap optimis. Rasulullah S.A.W. mengatakan bahawa senyum terhadap saudara seakidah merupakan perbuatan makruf dan tergolong dalam ibadah.

Sabda Rasulullah S.A.W. maksudnya :
“Janganlah kamu meremehkan yang makruf meskipun hanya dengan memberi senyuman kepada saudaramu.”

“Senyum terhadap saudaramu adalah sedekah.”
Namun hal ini bukan bererti kita harus banyak bergurau. Gurauan adalah ucapan yang diada-adakan yang sering kali terjerumus pada perlecehan dan seumpamanya. Apabila perlecehan ini berkaitan dengan masaalan agama dan perkara yang berkaitan maka kita akan berdosa dan berhak mendapat kemurkaan Allah. Manakala jika gurauan itu terseleweng lalu melecehkan sesama manusia maka ia juga berdosa kerana mencemarkan kehormatan orang lain.

Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud :
“Allah melaknat orang-orang yang membuat orang lain ketawa.”

Sahabat yang dimuliakan,
Inilah lima pedoman dalam bergaul dalam masyarakat. Marilah sama-sama kita amalkan dalam kehidupan kita. Setiap muslim yang mengamalkannya tentu akan berjaya di dunia dan di akhirat sebagaimana yang dijanjikan oleh Nabi S.A.W. seperti hadis diatas. Di dunia ia akan menjadi muslim sejati yang di cintai sesama insan sedang di akhirat ia akan terhindar dari kemurkaan Allah.



Monday 3 October 2011

Memakmurkan Masjid

Firman Allah didalam Al-Qur'an:

" Yang akan memakmurkan masjid-masjid hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan dihari kemudian, mendirikan shalat, membayar zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

(Al-Qur'an Surat At Taubah ayat 18).
Masjid merupakan salah satu sarana yang penting untuk pembinaan umat islam yang sekaligus juga untuk mengagungkan nama Allah swt. Masalah pembangunan masjid telah mendapat perhatian yang sangat besar oleh Rasulullah saw sendiri, sehingga saat beliau singgah di kota Quba sewaktu dalam perjalanan hijrah dari kota Mekah ke Madinah, dengan dibantu oleh sahabat-sahabatnya, beliau mendirikan sebuah masjid yang dinamai Masjid Quba. Juga ketika Rasulullah saw sampai di kota Madinah, beliau mendirikan Masjid Nabawi.

Sebagai orang islam, seharusnya kita memiliki perhatian dan cinta yang besar kepada masjid sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw diatas. Kecintaan yang besar kepada masjid ini akan membuat kita memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap usaha untuk memakmurkan masjid. Rasa cinta kepada masjid ini bisa kita wujutkan sebagaimana kalau kita cinta kepada kekasih ataupun sesuatu (rumah sendiri misalnya). Pewujudan cinta kepada masjid ini bisa kita tempuh dengan cara memakmurkan masjid diantaranya:

1. SELALU MERASA RINDU KEPADA MASJID.

Rasa cinta seseorang pada sesuatu biasanya membuat seseorang merasa rindu pada sesuatu itu kerana memang hatinya telah terikat dan terpaut kepadanya. Kerana itu, kecintaan kita kepada masjid seharusnya membuat hati kita terpaut kepadanya sejak kita keluar dari masjid hingga kembali lagi ke masjid.

Bilamana seseorang telah memiliki ikatan hati yang begitu kuat dengan masjid, maka dia akan menjadi salah satu kelompok orang yang kelak akan dinaungi oleh Allah di akhirat, seperti sabda Rasulullah Saw yang ertinya: "Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah: Seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Bilamana hati seseorang telah memiliki rasa cinta dan terpaut kepada masjid, maka pewujudan dan pembinaan diri yang dilakukan untuk memakmurkan masjid akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh aktivitasnya di luar masjid.

2. RAJIN MENDATANGI MASJID

Khusus kepada kaum laki-laki, diharapkan agar rajin mendatangi masjid untuk melakukan solat lima waktu yang lebih utama dilaksanakan secara berjamaah di masjid. Disamping untuk melaksanakan solat berjamaah, kedatangan seorang muslim ke masjid juga untuk memakmurkan masjid dengan melakukan berbagai aktiviti lainnya yang bermanfaat bagi dia sendiri, keluarga dan masyarakatnya islam lainnya.

Kedatangan seorang muslim ke masjid guna memakmurkannya, maka kita tidak meragukan lagi tentang keimanannya, Rasulullah Saw bersabda yang ertinya: "Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman" (HR. Tirmidzi dari Abu Sa'id Al Khudri).


3. MENGHORMATI MASJID


Ada banyak hal yang boleh kita lakukan untuk menunjukkan penghormatan kita kepada masjid.

Pertama, melaksanakan Solat Tahiyyatul Masjid ketika memasukinya masjid. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: "Apabila salah seorang diantara kamu datang ke masjid, maka hendaklah ia solat dua rakaat sebelum duduk" (HR. Jamaah dari Abu Qatadah).

Kedua, tidak menyalah gunakanan masjid. Masjid merupakan sarana untuk mengagungkan Allah S.W.T dengan segala aktiviti yang tidak bertentangan dengan segala ketentuan-Nya. Kerana itu kalau kita cinta kepada masjid, jangan sampai masjid itu digunakan untuk hal-hal yang memang tidak dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, misalnya, menggunakan masjid untuk tempat berseteru, bertengkar atau melakukan jual beli di masjid, larangan ini terdapat dalam hadits yang artinya: "Apabila kamu melihat orang berjual beli di masjid, maka katakanlah kepadanya: semoga Allah tidak menguntungkan perdagangan kamu" (HR. Nasa'I dan Tirmidzi).

Ketiga, membersihkan dan menjaga masjid. Kecintaan kita terhadap masjid juga harus kita tunjukan dengan cara menjaga masjid agar selalu terpelihara fungsi dan kegunaanya. Kita sangat dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan memelihara masjid terutama disetiap ruangan ibadat ini, termasuk ruangan ditempat wuduk atau tandas agar selalu terjaga mempunyai aroma yang menyegarkan(tidak memberikan aroma yang tidak sedap).
Membuang segala kotoran dari dalam masjid, Rasulullah Saw bersabda yang ertinya:"Dihadapkan padaku semua pahala yang diperbuat umatku, sampai-sampai kepada satu kotoran yang dikeluarkan oleh seseorang dari dalam masjid" (HR. Abu Daud, Tirmdizi dari Anas ra).

Hadists yang memerintahkan kaum muslimin untuk membersihkan masjid juga dari Aisyah ra, ertinya: "Rasulullah Saw memerintahkan membangun masjid di kampung dan membersihkan serta memberinya wangi-wangian" (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).

Jangan datang ke masjid dengan bau-bau yang tidak menyedapkan. Rasulullah Saw bersabda yang ertinya: "Barangsiapa yang datang ke masjid dengan bau-bau yang tidak menyedapkan, maka janganlah sekali-kali mendekati masjid kami, sebab malaikat merasa terganggu oleh apa-apa yang mengganggu manusia." (HR. Ahmad dan Bukhari dan Jabir ra).

Untuk menciptakan suasana masjid agar selalu terasa nyaman, disamping harus dijaga kebersihanya (lantainya dipakirkan, karpetnya divacuum kerana debu), juga sinar terang dan bau udara masjid harus dijaga sebaik mungkin. Jemaah dilarang untuk melakukan hal-hal yang dapat mengotorinya, misalnya membuang sisa makanan sembarangan dan juga dilarang merokok di dalam masjid.


4. BERSEDIA BERKORBAN UNTUK MASJID

Setelah masjid didirikan, masjid perlu dibina dan dikembangkan agar tetap berfungsisebagai tempat untuk tempat beribadat, menyebarkan dakwah dan pendidikan. Untuk memakmurkan masjid sebagaimana yang dikehendaki mestinya, diperlukan pengorbanan yang sangat besar, baik pengorbanan harta, tenaga, waktu, dan ketrampilan seseorang demi untuk mengagungkan rumah Allah ini.

Sewaktu Rasulullah saw membangun masjid, beliau telah menunjukkan pengorbanannya yang besar. Dengan tenaga yang dimiliki misalnya, beliau membawa batu bata sendiri sewaktu membangun masjid. Sehingga para sahabat yang melihat Rasulullah saw yang sangat letih, bertambah semangat untuk membantu Rasulullah membangun masjid.

Sehubungan itu, masjid merupakan salah satu yang penting untuk pembinaan umat islam, maka disamping tempat untuk beribadat dan dakwah, tempat diskusi tentang agama dan musyawarah, tempat mengajar anak-anak tentang islam dan tempat menuntut ilmu islam, maka tempat ibadah ini juga boleh digunakan untuk saling membantu diantara umat islam dibidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh dari Rasulullah saw yang boleh kita tiru dalam kehidupan kita sehari-hari, sewaktu ada sahabat jama'ah masjid mengalami kesulitan ekonomi, beliau korbankan hartanya untuk membantu sahabat itu hingga kesulitannya dapat diatasi.

Dari huraian di atas, menjadi jelas bagi kita bahawa, masjid merupakan tempat yang harus kita cintai dengan cara memakmurkan masjid. Oleh kerana itu, perhatian kita kepada masjid harus selalu kita tingkatkan dari waktu ke waktu agar masjid kita tetap berfungsi sebagai rumah Allah, selalu ramai didatangi orang untuk beribadat, selalu terpelihara kebersihannya dan selalu terjaga kemulianya. Amin!

Insya Allah...

Saturday 1 October 2011

Iman Dan Cara Memeliharanya

Iman melalui proses turun naik mengikut masa dan keadan sesorang itu. Bagi mempastikan Iman itu sentiasa dalam keadaan yang stabil atau dalam keadaan beriman sepenuhnya setiap masa, kita pelu menjaga dan mempertahankan iman dari kerosakan atau runtuhnya iman.Bagi tujuan meningkatkan Iman kita terhadap Allah SWT, Imam Ghazali memberikan beberap kaedah seperti berikut:


1. Yaqin
2. Ikhlas.
3. Mengerjakan amalan sunat
4. Istiqamah
5. Bertatsusila atau tertib.



Huraian.

1. Yaqin: Iaitu meyakini bahawa ke enam-enam rukun iman,tanpa sedikitpun ada syak,zan dan waham.

2. Ikhlas: Ikhlas ialah melakukan sesuatu dengan niat yang bersih dari pengaruh selain dari kerana Allah SWT semata-mata. Oleh kerana ikhlas ini berhubung rapat dengan pengetahuan Allah, hanya Allah sahaja yang mengetahui sama ada seseorang itu ikhlas atau tidak.

Dalam stau hadis Qudsi Allah berfirman yang bermaksud,

"Ikhlas adalah satu rahsia dalam rahsia-rahsiaKu. Aku titiskan ia kedalam hati hamba-hambaku yang Aku kehendaki".

3. Mengerjakan amalan sunat: Amalan sunat dapt meningkatkan iman setelah melakukan amalan yang wajib. Melaui amalan sunat akan menambahkan lagi ganjaran pahala dan meninggikan pangkat dan darjat di syurga. Dengan amalan sunat juga dapat menjauhkan melakukan perkara-perkara ynag maksiat.

4. Istiqamah beramal: Amalan yang berterusan atau istiqamah akan dapat menetapkan iman dan dapat mendirikan benteng iman dari gangguan nafsu dan syaitan.

Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw, "Apakah amalan yang paling disukai Allah?'
Sabda Rasulullah SAW, "Sebaik-baik amalan ialah amalan yang kekal (berterusan) walaupun sedikit".


5. Bertatasula atau tertib: Iaitu beradab sopan sebagaimana di terangkan oleh Al Quran dan Rasulullah. Tanpa melakukan ibabat secara tertib secara zahir dan batinnya, tak mungkin seseorang dapat melaksanakan ibadat yang difardhukan dengan khusyuk atau sempurna.

Semoga dengan mempunyai kaedah yang dihuraikan di atas tadi seseorang itu dapat melakukan kewajipan terhadap Allah swt, dengan bersungguh-sungguh dan penuh sabar dan dapat meninggalkan perakara yang dipengaruhi nafsu dan gejala-gejala kemaksiatan.

Insya Allah....